ARTIKEL POPULER|KARYA ILMIAH: 2018

MY ARTIKEL TOP

Wednesday, 25 April 2018

CONTOH CASE STUDY


Belajar Dengan Percaya Diri
Saya adalah Guru sekaligus sebagai wali kelas 1 di SD .................. Dengan jumlah siswa sebanyak 21, anak, laki-laki 13 sedangkan yang perempuan berjumlah 8 anak.
Pada suwatu waktu saya mengajar IPA tentang bagian-bagian tubuh dan kegunaannya seperti hari-hari biasanya saya selalu mengabsensi kehadiran siswa apakah siswa pada hari ini masuk semua atau tidak, kemudian melakukan apersepsi pada siswa tentang bagian-bagian tubuh dan kegunaannya ketika PBM sedang berlangsung saya mengajukan pertanyaan kepada siswa antaranya fungsi mata kita untuk apa? anak-anak serentak menjawab hampir semua siswa menjawab pertanyaan yang saya berikan, kemudian saya bertanya lagi bagaimana cara merawat mata dengan baik? yang menjawab pertanyaan yang saya ajukan hanya 7 anak yang bisa menjawab. Kemudian saya langsung menjelaskan materi dan meminta anak supaya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari saya supaya dapat di pahami dengan baik.
Setelah selesai menjelaskan materi pada siswa, saya menguji pada siswa, saya menguji mereka dengan memberikan soal-soal latihan supaya dikerjakan dengan baik dan benar. Sambil menunggu hasil jawaban anak-anak saya pantau dari depan kelas, kemudian saya merenung apa yang di buat oleh siswa ternyata anak-anak saling bekerja sama satu dengan yang lain bahkan sampai ramai di dalam kelas. Kemudian saya merenung dan bertanya pada diri saya sendiri apakah penjelasan yang saya terangkan tadi terlalu cepat, atau anak-anak tidak mendengarkan sama sekali sehingga anak-anak tidak bisa menjawab soal yang saya berikan, atau soalnya terlalu sulit untuk di pahami oleh anak. Saya bertanya kepada anak-anak apakah soal yang saya berikan terlalu sulit bagi kamu? Hampir semua anak menjawab tidak, kemudian saya bertanya lagi kenapa kamu ramai dan bekerja sama saat saya suruh mengerjakan soal? Anak-anak menjawab saya takut salah Bu? Akhirnya saya mengaambil kesimpulan Ternyata permasalahan yang di hadapi anak adalah kurang percaya diri atas pekerjaannya sendiri dan saya pada waktu itu tidak menggunakan alat peraga/media.
KAJIAN KRITIS
Belajar Dengan Percaya Diri
Saya adalah Guru sekaligus sebagai wali kelas 1 di SD .................. Dengan jumlah siswa sebanyak 21 anak, laki-laki 13 sedangkan yang perempuan berjumlah 8 anak.
Pada suwatu waktu saya mengajar IPA tentang bagian-bagian tubuh dan kegunaannya seperti hari-hari biasanya saya selalu mengabsensi kehadiran siswa apakah siswa pada hari ini masuk semua atau tidak, kemudian melakukan apersepsi pada siswa tentang bagian-bagian tubuh dan kegunaannya ketika PBM sedang berlangsung saya mengajukan pertanyaan kepada siswa antaranya fungsi mata kita untuk apa? anak-anak serentak menjawab hampir semua siswa menjawab pertanyaan yang saya berikan, kemudian saya bertanya lagi lagi bagaimana cara merawat mata dengan baik? yang menjawab pertanyaan yang saya ajukan hanya 7 anak yang bisa menjawab. Kemudian saya langsung menjelaskan materi dan meminta anak supaya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari saya supaya dapat di pahami dengan baik.
Setelah selesai menjelaskan materi pada siswa, saya menguji pada siswa, saya menguji mereka dengan memberikan soal-soal latihan supaya dikerjakan dengan baik dan benar. Sambil menunggu hasil jawaban anak-anak saya pantau dari depan kelas, kemudian saya merenung apa yang di buat oleh siswa ternyata anak-anak saling bekerja sama satu dengan yang lain bahkan sampai ramai di dalam kelas. Kemudian saya merenung dan bertanya pada diri saya sendiri apakah penjelasan yang saya terangkan tadi terlalu cepat, atau anak-anak tidak mendengarkan sama sekali sehingga anak-anak tidak bisa menjawab soal yang saya berikan, atau soalnya terlalu sulit untuk di pahami oleh anak. Saya bertanya kepada anak-anak apakah soal yang saya berikan terlalu sulit bagi kamu? Hampir semua anak menjawab tidak, kemudian saya bertanya lagi kenapa kamu ramai dan bekerja sama saat saya suruh mengerjakan soal? Anak-anak menjawab saya takut salah Bu? Akhirnya saya mengaambil kesimpulan Ternyata permasalahan yang di hadapi anak adalah kurang percaya diri atas pekerjaannya sendiri dan saya pada waktu itu tidak menggunakan alat peraga/media.
KRITIK
Saat guru menyampaikan materi sering menghadapi permasalahan. Permasalahan yang timbul adalah kemungkinan besar adalah cara menentukan metode pembelajaran sehingga siswa terkadang merasa bosan. Untuk mengantisipasi permasalahan yang kita hadapi seorang guru harus bisa menentukan metode pembelajaran yang tepat. Oleh sebab itu saya mencoba menggunakan atau menerapkan sebuah metode pembelajaran yang cukup menyenangkan siswa. yang menerapkan siswa secara langsung saat Proses Belajar Mengajar yaitu dengan menggunakan media gambar
Hampir semua pakar pendidikan yang saya pernah saya baca, menyarankan agar setiap guru melibatkan peran aktif siswa dalam mendalami materi. Setelah metode ini saya gunakan ternyata dampak yang tejadi sangat memuaskan bagi saya pribadi hasil keberhasilan siswa. Oleh sebab itu kami sangat berharap agar menjadi rujukan bagi guru-guru yang lain untuk memperbaiki hasil dan kualitas belajar.
JURNAL BELAJAR
Pengalaman
Pada pembelajaran IPA tentang bagian-bagian tubuh dan kegunaannya saya merasa senang karena hasil belajar siswa sangat memuaskan.
Materi yang di pahami
Tentang  bagian-bagian tubuh dan kegunaannya dengan menggunakan media gambar
Materi yang belum di pahami
Materi tentang bagian-bagian tubuh dan kegunaannya karena waktu yang di butuhkan sangat lama
Cara mengatasi
Menjelaskan pertemuan berikutnya
upaya
Menjelaskan dan bertanya pada guru dan keluarga di rumah.
LESSON STUDY
Tindakan yang di pilih untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPA dengan pokok bahasan tentang bagian-bagian tubuh dan kegunaannya dengan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan  : SD .................
Mata Pelajaran        : IPA
Kelas/Semester       : I/1
Alokasi Waktu          : 2x30 Menit
I. Standar Kompetensi
                1. Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya
II. Kompetensi Dasar
1.1     Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya.
III. Indikator
·         Menunjukkan bagian-bagian tubuh
·         Menjelaskan bagian-bagian tubuh
·         Memberikan contoh cara merawat bagian-bagian tubuh dengan baik
IV. Tujuan
·         Siswa mampu Menunjukkan bagian-bagian tubuh
·         Siwa dapat Menjelaskan bagian-bagian tubuh
·         Siswa dapat Memberikan contoh cara merawat bagian-bagian tubuh dengan baik
V. Materi Pokok
·         Bagian-bagian tubuh dan kegunaannya
VI. Metode
·         Ceramah
·         Tanya jawab
·         Penugasan
VI. Media
·         Gambar-gambar bagian-bagian tubuh
VII. Sumber Belajar
S. Rositawaty- Aris Muharam. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas I Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Champion Smart
VIII. Langkah-langkah pembelajaran
1.        Kegiatan Awal (5 menit)
·         Apersepsi
2.        Kegiatan Inti (40 menit)
·         Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang bagian-bagian tubuh dan kegunaannya
·         Siwa mengamati gambar bagian-bagian tubuh yang ada di alat peraga
·         Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara merawat bagian tubuh yang baik
·         Siswa menyebutkan bagian-bagian tubuh
3.        Kegiatan Akher (15 menit)
·         Siswa mengerjakan LKS
IX. Evaluasi/ Penilaian
·         Prosedur Tes          : Tes dalam proses dan akher
·         Jenis Tes : Tes Tulis
·         Bentuk tes               : Subyektif tes

·         Soal Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.        Berapa kali kamu mndi dalam satu hari ...............
2.        Benda apa saja yang digunakan untuk menggosok gigi............
3.        Benda apa saja yang digunakan untuk merapikan rambut ...............
4.        Kapan kamu mencuci tangan ..................
5.        Sebutkan alat-alat yang di gunakan untuk mandi ...........
Prosedur Penilaian
No
jawaban
skor
1.
Dua kali sehari
10
2.
Sikat gigi, dan pasta gigi
10
3.
Minyak rambut, dan Sisir
20
4.
Saat mau  makan
20
5.
Sabun, handuk
40

Total
100
.................,      2010
Mengetahui                                                                                             Guru Kelas
Kepala Sekolah                                                                                                      

.................                                                                                               .................
NIP : .................                                                                                      NIP. : .................

Sunday, 22 April 2018

PTK IPA KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV TENTANG MACAM-MACAM BENTUK DAUN
MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA MATA PELAJARAN IPA SEMESTER 2
DI ............................................
TAHUN PELAJARAN ...............

ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi ada beberapa masalah yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang perlu diidentifikasi. Adapun permasalahan tesebut yaitu penggunaan metode mengajar kurang tepat, sebagian siswa kurang memahami materi tentang struktur daun dan fungsinya, perolehan nilai rendah, siswa dikelas tersebut pasif.
Tujuan penulis mempunyai maksud memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang struktur daun dan fungsinya pada kelas IV SDN ...............melalui Penerapan Metode Inkuiri.
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan analisis hasil evaluasi pembelajaran IPA yang telah dilakukan tampak bahwa penerapan metode Demonstrasi pada pelajaran IPA dapat meningkatkan pemahaman belajar dan peningkatan hasil belajar siswa.
Saran dari hasil penelitian ini diharapkan beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian dan dilaksanakan oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, di antaranya mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan alat bantu atau media pembelajaran yang relevan dan menarik serta penggunaanya melibatkan semua siswa, penerapan metode Demonstrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.

Kata Kunci : Peningkatan hasil belajar siswa, metode demonstrasi

PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Model dan pendekatan pembelajaran dalam dunia pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Berbagai macam model dan pendekatan pembelajaran diterapkan oleh para guru, namun hasilnya tetap belum maksimal. Pada akhirnya diperkenalkan pendekatan pembelajaran dengan metode demonstrasi, yaitu konsep yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta akan tetapi hasil dari menemukan sendiri, terutama di dalam memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung.
Kemampuan siswa kelas IV SDN ...............dalam hal menemukan pengetahuan sendiri masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa kali proses kegiatan belajar mengajar berlangsung baru 30% siswa yang berani tunjuk jari bila guru memberikan pertanyaan, 20% siswa yang mampu memberikan solusi atas permasalahan teman, dan 40% siswa yang dapat menjawab soal evaluasi dengan benar, ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa tersebut masih rendah.
1.   Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di SDN ...............adalah rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajara IPA materi setruktur daun dan fungsinya. Hal ini terbukti dari dua kali pelaksanaan tes formatif, hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan. Dari 20 anak yang mengikuti tes formatif, baru 6 anak (30%) yang mencapai ketuntasan.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memecahkan masalah mengenai kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya dengan materi bentuk-bentuk daun, dengan cara mencari sendiri pemecahannya, sedangkan guru hanya sebagai pembimbing.
2.   Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi dan diskusi dengan teman sejawat diketahui adanya beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya pencapaian kompetensi dasar tersebut. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:
a.         Kurangnya kemampuan siswa dalam mencari dan menemukan pengetahuan atau konsep.
b.         Rendahnya keberanian siswa dalam memberikan pendapat sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
3.   Analisis Masalah
Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab timbulnya permasalahan, di antaranya:
a.        Guru belum menerapkan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
b.        Guru belum mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
c.        Guru belum memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari sendiri konsep materi pelajaran.
4.   Pemecahan Masalah
Agar permasalahan dapat dipecahkan, maka guru perlu melakukan tindakan, yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) berupa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dan diskusi kelompok besar dan kelompok kecil agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.        Apakah melalui penggunaan metode demonstrasi  dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA tentang bentuk-bentuk daun bagi siswa kelas IV SDN ...............?
2.        Apakah melalui penggunaan metode demonstrasi  dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang bentuk-bentuk daun bagi  siswa kelas IV SDN ...............?
C.      Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.   Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN ...............terhadap konsep bentuk-bentuk daunmelalui penggunaan metode demonstrasi .
2.   Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk
a.       meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV SDN ...............terhadap konsep bentuk-bentuk daunmelalui penggunaan metode demonstrasi .
b.       meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN ...............terhadap konsep bentuk-bentuk daunmelalui penggunaan metode demonstrasi .
D.      Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.   Manfaat Teoritis
a.  Dari segi teoritis diharapkan penelitian dapat melengkapi teori pembelajaran yang berkaitan dengan metode demonstrasi  untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang bentuk-bentuk daun.
b.  Hasil penelitian juga diharapkan mampu memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan metode demonstrasi  untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA.
c.  Sebagai bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut yang mengkaji masalah yang sama.
2.   Manfaat Praktis
a.   Bagi siswa
Manfaat penelitian bagi siswa adalah:
1)       Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri.
2)       Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan.
3)       Meningkatkan hasil belajar siswa.
4)       Meningkatkan keaktifan dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran.
b.   Bagi Guru
Manfaat penelitian bagi guru adalah:
1)       Memperbaiki kualitas/mutu kegiatan pembelajaran yang dikelolanya.
2)       Sebagai sarana perbaikan kinerja guru untuk dapat mengembangkan penggunaan metode pembelajaran.
3)       Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi guru.
4)       Memberikan solusi kepada guru lain dalam memecahkan masalah pembelajaran.
5)       Meningkatkan profesionalisme guru.
c.   Bagi Sekolah
Manfaat penelitian bagi sekolah adalah:
1)       Memberi masukan kepada penyelenggara sekolah dalam upaya memperbaiki dan merumuskan program sekolah ke depan.
2)       Membantu sekolah untuk maju dan berkembang.
3)       Meningkatkan kualitas belajar secara umum.

KAJIAN PUSTAKA
A.      Hakikat Prestasi Belajar IPA
1.       Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43) adalah “Penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Sedangkan menurut Winkel (1991: 60) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah “Bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu”.
Senada dengan pendapat kedua ahli tersebut, Anton Sukarno (1994:16) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah suatu hasil maksimal yang diperoleh dengan usahanya dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”.
Dari ketiga pendapat di atas, maka yang dimaksud prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu angka yang dicapai oleh masing-masing siswa dalam periode waktu tertentu sebagai hasil dari belajarnya, yang merupakan perwujudan dari potensi dirinya.
2.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing- masing (Moh Uzer Usman & Lilis Setiawati, 1993: 9).
Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.        Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) 
Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku. 
Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas:
1)      Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
2)      Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minta kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
3)      Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b.        Faktor yang berasal dari luar luar diri (eksternal) 
1.        Faktor sosial yang terdiri atas:
1)      Lingkungan keluarga.
2)      Lingkungan sekolah.
3)      Lingkungan masyarakat.
4)      Lingkungan kelompok.
2.        Faktor budaya, seperti
1)       adat istiadat,
2)       ilmu pengetahuan,
3)       tehnologi, dan kesenian. 
3.        Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar. 
4.        Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.
Demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.
B.      Pengertian Pembelajaran IPA
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi tipe pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (life skills) melalui seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil dimasa yang akan datang.
Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berfikir sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan proses penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat mencetak siswa dalam bersikap ilmiah.
Namun materi IPA yang diberikan harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI dijelaskan mengenai pembelajaran IPA yaitu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip- prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk demonstrasi  dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. BNSP (2007:13).
Dari penjelasan tersebut pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam pembelajaran IPA siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses. Sebagaimana diungkapkan Edi Hendri (2006:12) bahwa: Dalam pembelajaran tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi: keterampilan mengamati dengan seluruh indera; keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja; mengajukan pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data; mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Pada prinsipnya, pembelajaran IPA harus dirancang dan dilaksanakan sebagai cara “mencari tahu dan cara mengerjakan/melakukan yang dapat membantu siswa memahami fenomena alam secara mendalam” (Depdiknas, 2003:3). IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi.
Pembelajaran IPA sangat penting untuk diberikan disekolah dasar, karena IPA sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu,tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI secara umum adalah agar siswa dapat menghargai alam (Enung Nurhaelah, 2011)
Upaya Meningkatkan Keterampilan yang ada di sekitar lingkungan siswa dengan cara melestarikan dan memanfaatkannya, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
C.      Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di SD diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.
Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidik IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untukmempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
IPA diperlukan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat di identifikasi. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Standar Kompetensi (SK) dan kompetensi Dasar (KD) di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan. Selanjutnya, tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar berdasarkan KTSP 2006 adalah sebagai berikut : 
1.       Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari; 
2.       Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi;  mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; 
3.       Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
4.       Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; dan 
5.       Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satuØ ciptaan Tuhan. (Depdiknas, 2006:27).
Selanjutnya menurut BNSP (2007:13) mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 
1.        Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; 
2.        Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
3.        Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; 
4.        Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan; 
5.        Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; 
6.        Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 
7.        Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep- konsep IPA yangdiberikan di Sekolah Dasar secara umum bertujuan agar siswa dapat menyadari dan ikut berpartisipasi dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, serta menghargai alam sebagai ciptaan Tuhan.
Tujuan pembelajaran IPA akan berhasil bila dalam prosesnya melibatkan interaksi siswa yang optimal. Interaksi tersebut meliputi interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan sesama siswa, juga interaksi siswa dengan lingkungannya.
D.      Pengertian Metode
Pengertian metode menurut Santoso, ( 2006 ; 2.26) adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Bertitik tolak dari pendapat ini, maka metode khususnya dalam pembelajaran memainkan peranan yang cukup penting guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran penerapan suatu metode pembelajaran adalah sesuatu yang harus dilakukan guru, dengan metode yang tepat proses pembelajaran akan berlangsung secara optimal. Tidak jarang dalam proses pembelajaran guru menggunakan beberapa metode pembelajaran yang berbeda, tentu penggunaan metode yang berbeda tersebut sangat tergantung dari karakteristik siswa dan materi pembelajaran.
Wahyudi (2007 ; 9.22), mengatakan upaya menggunakan metode secara kombinasi, pada saat guru sedang mengajar adalah penting dikembangkan. Salah satu metode pembelajaran yang cukup dikenal guru adalah metode demonstrasi .
Menurut pendapat Winataputra, dkk. (2000 : 4.24 ) mengatakan, metode demonstrasi  merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objeknya atau caranya melakukan susuatu untuk mempertunjukan proses tertentu.
Metode demonstrasi  dapat menggiring siswa kedalam proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang sangat dianjurkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran modern di era globalisasi seperti sekarang ini. Dengan metode demonstrasi  siswa dapat terlibat secara langsung dalam pembelajaran, karena dalam pelaksanaannya guru selalu mencontohkan, menunjukkan, bahkan menirukan cara kerja suatu perangkat media pembelajaran.
Kata metode berasal dari bahasa latin “ methodos “ yang berarti jalan yang harus dilalui. Menurut Nana Sudjana ( 2002 : 260 ) “ Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar “Sedangkan menurut Sukartiaso (dalam Moedjiono dan Dimyati 1995 :45) “ Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan ”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
E.         Metode Demonstrasi
1.        Pengertian Metode Demonstrasi
Kegiatan belajar mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan“ ( Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).
Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah N. K 2001 : 83 ).
Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu“.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran“.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan.
2.       Keunggulan Metode Demonstrasi
Keunggulan Metode Demonstrasi Menurut Elizar ( 1996 : 45 ), keunggulan dari metode demonstrasi adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa mendapatkan langsung dari hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh pengalaman langsung, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya langsung pada guru.
Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman ( 2002 : 46 ) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.
Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 56 ) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Dari ketiga pendapat di atas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan contoh konkretnya.
3.       Kelemahan Metode Demonstrasi
Kelemahan metode Demonstrasi Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun metode demonstrasi ini juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua benda dan materi pembelajaran yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus.
Meskipun metode ini memiliki banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat metode ini sangat bagus sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran bernyanyi, karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai cara bernyanyi, tetapi siswa juga dapat langsung mempraktekkan kegiatan bernyanyi yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Agar pelaksanaan metode demonstrasi berjalan baik, alangkah baiknya guru memperhatikan hal-hal berikut :
1)       rumuskan tujuan instruksional yang dapat dicapai oleh siswa,
2)       susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan,
3)       persiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario yang direncanakan,
4)       teliti terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demonstrasi berhasil dilakukan,
5)       perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan dari siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan.
Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)         apakah demonstrasi dapat diikuti oleh setiap siswa,
2)         apakah demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan,
3)         apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan dipahami oleh siswa,
4)         apakah siswa telah diberikan petunjuk mengenai hal-hal yang perlu dicatat,
5)         apakah waktu yang tersedia dapat digunakan secara efektif dan efisien.
4.       Langkah-langkah metode Demontrasi
Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi (J.J Hasibuan dan Mujiono,1993:31).
Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a.      Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
b.      Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c.       Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.
d.      Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
e.      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
f.       Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
g.      Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan: 
1)  Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
2) Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas. 
3) Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.
h.      Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.
Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi. Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru.
Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi, intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya.
Untuk mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh murid mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan atau dipraktekkan guru.
Pada hakikatnya, semua metode itu baik. Tidak ada yang paling baik dan paling efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas. Yang paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut.
1.     Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk: Memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik . (Zuhairini,1983:94:95).
F.         Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1.          Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat
stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
2.          Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
3.          Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.       Metode Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan metode demonstrasi  untuk peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang bentuk-bentuk daun bagi  siswa kelas IV semester 2 tahun pelajaran ............... di SDN .............................. ...............” penulis menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan suatu situasi atau keadaan populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat.
Dengan kata lain, tujuan penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini.
B.      Lokasi dan Sasaran Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran ................  Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN ...............Desa ...............Kecamatan ............... Kabupaten ................ Tindakan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri ...............kelas IV dengan jumlah siswa 20 orang.
Sebagai gambaran kongkret jadwal penelitian ini adalah : Tanggal 13 April 2017 mata pelajaran IPA siklus I Tanggal 17 April 2017 mata pelajaran IPA siklus II
C.         Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SD Negeri ...............kelas IV yang berjumlah 20 Siswa.
D.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan data primer yaitu dengan menggunakan alat tes prestasi. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian yang ditujukan langsung pada siswa SD yang ada pada saat itu di SDN Pudakit Timur.
E.      Analisis Data
Terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan metode deskriptif analitik dan persentasi yang jelas dan berkaitan dengan masalah pembelajaran IPA tentang bentuk-bentuk daunyang terjadi pada siswa di SD Negeri ...............yang selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan. Cara ini penulis anggap paling efektif dan akurat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.      Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.   Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk mata pelajaran IPA menunjukan adanya kenaikan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, demikian juga yang berkaitan dengan aktifitas siswa dan guru, dalam pembelajaran IPA.
2.   Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Deskripsi persiklus :
1)      Siklus I
a)   Rencana Pembelajaran 
*   Menyampaikan tujuan pembelajaran.
·    Menyampaikan topik yang akan dipelajari.
·    Menjelaskan materi tentang bentuk bentuk-bentuk daun.
·      Membimbing siswa dalam diskusi kelas tentang bentuk-bentuk daun. 
·      Mengadakan tanya jawab.
·      Menyimpulkan pelajaran.
·      Guru mengadakan evaluasi secara tertulis.
b) Pelaksanaan
Penulis mengajar tentang Bentuk-bentuk daundikelas IV SDN ...............Desa ...............Kecamatan ............... Kabupaten ..............., dengan indikator menyebutkan setruktur-bentuk-bentuk daun.
Dalam proses kegiatan awal penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran.
Dalam kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang bentuk-bentuk daundengan menggunakan metode demonstrasi .
c)   Pengamatan
Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat sebagai observator, pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mendata hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi (terlampir).
Adapun hasil pengamatan yang dicatat oleh observator adalah : 
1.        Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran.
2.        Penggunaan metode sudah bervariasi hanya ketika menggunakan metode tanya jawab, pertanyaan guru kurang menyeluruh begitu pula ketika berdiskusi dikelas masih ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran. 
3.        Hasil belajar siswa belum maksimal.
2)      Siklus 2
a)   Perencanaan 
1. Tanya jawab untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan dipelajari. 
2.   Menjelaskan tentang bentuk bentuk-bentuk daun.
3.   Membimbing siswa memberikan contoh bentuk-bentuk daun.
4.   Melakukan penelitian untuk mengamti struktur daun. 
5.   Membuat kesimpulan hasil penelitian.
6.   Siswa mencatat hasil penelitian dan melakukan Tanya jawab.
7.   Menyimpulkan pembelajaran.
8.   Guru mengadakan evaluasi secara tertulis.
b)   Pelaksanaan
Penulis mengajar tentang bentuk-bentuk daundi kelas IV SDN ...............Desa ...............Kecamatan ............... Kabupaten ..............., dengan indikator memahami bentuk-bentuk daun.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran.
Dalam kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang bentuk-bentuk daundengan menggunakan metode demonstrasi .
c)   Pengamatan.
Hasil pembelajaran RPP 2 yaitu penggunaan metode sudah cukup baik dalam memberikan pertanyaan sudah menyeluruh, ketika berdiskusi semua siswa aktif. Hasil belajar siswa sudah maksimal.
B.      Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari deskripsi data di atas dapat dilihat bahwa dari siklus pertama dan kedua menunjukan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPA tentang bentuk-bentuk daun.
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I, boleh dikatakan belum berhasil karena beberapa faktor yaitu metode yang diharapkan belum sesuai sehingga mengakibatkan kurang gairah siswa dalam mengikuti pelajaran. Skenario perbaikan pembelajaran masih kurang sempurna sehingga keterlibatan siswa masih kurang.
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran sudah baik, terbukti dari gairah siswa, keterlibatan siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan analisis hasil evaluasi pelajaran IPA yang telah dilakukan tampak bahwa penerapan metode demonstrasi  pada pelajaran IPA tentang bentuk-bentuk daundapat meningkatkan pemahaman belajar dan peningkatan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan telah menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dapat ditingkatkan melalui pengajuan pertanyaan yang jelas, singkat, dan pemberian waktu berpikir yang cukup.
2.   Dengan Metode demonstrasi siswa terlibat secara aktif memperoleh pengalaman langsung yang lebih bermakna secara kognitif, efektif, maupun psikomotor sehingga tingkat penguasaan materi pelajaran dapat ditingkatkan.
3. Pengelolaan belajar kelompok akan efektif jika dalam menentukan anggota kelompok dengan mempertimbangkan tingkat kecerdasan siswa yang relatif sama dan banyak anggota kelompok yang sesuai dengan beban kegiatan
B.      Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian dan dilaksanakan oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas di antaranya:
1. Mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Menyiapkan alat bantu atau media pembelajaran yang relevan dan menarik serta penggunaanya melibatkan semua siswa. Nama media atau alat bantu, jenis dan langkah penggunaanya sebaiknya ditulis pada rencana pembelajaran.
3.   Penerapan metode demonstrasi  dalam pelaksanaan proses pembelajaran perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Bruner, J. (1960). The Process of Education. Cambridge, MA: Harvard    University Press
Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Pustekkom Diknas bekerjasama dengan Kencana
Reuseffendi (1990).  Macam-macam Metode. Jakarta: Bina Aksara.
Slamento, 2003, Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka cipta, Jakarta
Wardani,I.G.A.K.,Julaeha,S dan Marsinah.N(2005) “Pemantapan Kemampuan Profesional” Jakarta. UniversitasTerbuka.
Wardani,I.G.A.K.,Wihardi dan Nasution.N (2005) “Penelitian Tindakan Kelas” Jakarta. Universitas Terbuka