PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
IV TENTANG MACAM-MACAM BENTUK DAUN
MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA MATA PELAJARAN IPA SEMESTER 2
DI ............................................
TAHUN PELAJARAN ...............
ABSTRAK
Berdasarkan hasil
observasi ada beberapa masalah yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung yang perlu diidentifikasi. Adapun permasalahan tesebut yaitu
penggunaan metode mengajar kurang tepat, sebagian siswa kurang memahami materi
tentang struktur daun dan fungsinya, perolehan nilai rendah, siswa dikelas
tersebut pasif.
Tujuan penulis
mempunyai maksud memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang struktur daun
dan fungsinya pada kelas IV SDN ...............melalui Penerapan Metode
Inkuiri.
Berdasarkan hasil
penelitian, analisis data dan analisis hasil evaluasi pembelajaran IPA yang
telah dilakukan tampak bahwa penerapan metode Demonstrasi pada pelajaran IPA
dapat meningkatkan pemahaman belajar dan peningkatan hasil belajar siswa.
Saran dari hasil
penelitian ini diharapkan beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian dan
dilaksanakan oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran,
khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, di
antaranya mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan alat bantu atau media pembelajaran yang
relevan dan menarik serta penggunaanya melibatkan semua siswa, penerapan metode
Demonstrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran perlu dipertimbangkan dan
disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.
Kata Kunci : Peningkatan hasil belajar
siswa, metode demonstrasi
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Model dan pendekatan
pembelajaran dalam dunia pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring
berjalannya waktu. Berbagai macam model dan pendekatan pembelajaran diterapkan
oleh para guru, namun hasilnya tetap belum maksimal. Pada akhirnya
diperkenalkan pendekatan pembelajaran dengan metode demonstrasi, yaitu konsep
yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat
fakta akan tetapi hasil dari menemukan sendiri, terutama di dalam memecahkan
suatu masalah yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi pelajaran yang
sedang berlangsung.
Kemampuan siswa kelas
IV SDN ...............dalam hal menemukan pengetahuan sendiri masih sangat
rendah. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa kali proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung baru 30% siswa yang berani tunjuk jari bila guru
memberikan pertanyaan, 20% siswa yang mampu memberikan solusi atas permasalahan
teman, dan 40% siswa yang dapat menjawab soal evaluasi dengan benar, ini
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa tersebut masih rendah.
1. Permasalahan
Permasalahan yang
terjadi di SDN ...............adalah rendahnya hasil belajar siswa terhadap
mata pelajara IPA materi setruktur daun dan fungsinya. Hal ini terbukti dari
dua kali pelaksanaan tes formatif, hasil yang diperoleh belum mencapai
ketuntasan. Dari 20 anak yang mengikuti tes formatif, baru 6 anak (30%) yang
mencapai ketuntasan.
Untuk mengatasi
permasalahan di atas, perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memecahkan masalah mengenai
kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya dengan materi bentuk-bentuk daun,
dengan cara mencari sendiri pemecahannya, sedangkan guru hanya sebagai
pembimbing.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi
dan diskusi dengan teman sejawat diketahui adanya beberapa masalah yang
menyebabkan rendahnya pencapaian kompetensi dasar tersebut. Beberapa
kemungkinan penyebabnya adalah:
a.
Kurangnya
kemampuan siswa dalam mencari dan menemukan pengetahuan atau konsep.
b.
Rendahnya
keberanian siswa dalam memberikan pendapat sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki.
3. Analisis Masalah
Dari
pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa faktor
penyebab timbulnya permasalahan, di antaranya:
a.
Guru
belum menerapkan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
b.
Guru
belum mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
c.
Guru
belum memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari sendiri konsep materi
pelajaran.
4. Pemecahan Masalah
Agar permasalahan
dapat dipecahkan, maka guru perlu melakukan tindakan, yaitu penelitian tindakan
kelas (PTK) berupa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
dan diskusi kelompok besar dan kelompok kecil agar dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1.
Apakah
melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA
tentang bentuk-bentuk daun bagi siswa kelas IV SDN ...............?
2.
Apakah
melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang bentuk-bentuk
daun bagi siswa kelas IV SDN ...............?
C. Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN ...............terhadap
konsep bentuk-bentuk daunmelalui penggunaan metode demonstrasi .
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini
bertujuan untuk
a. meningkatkan
keaktifan belajar siswa kelas IV SDN ...............terhadap konsep bentuk-bentuk
daunmelalui penggunaan metode demonstrasi .
b. meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN ...............terhadap konsep bentuk-bentuk daunmelalui
penggunaan metode demonstrasi .
D. Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat Teoritis
a. Dari
segi teoritis diharapkan penelitian dapat melengkapi teori pembelajaran yang
berkaitan dengan metode demonstrasi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
IPA tentang bentuk-bentuk daun.
b. Hasil
penelitian juga diharapkan mampu memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya
yang berkaitan dengan metode demonstrasi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
IPA.
c. Sebagai
bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut yang mengkaji masalah yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Manfaat penelitian
bagi siswa adalah:
1) Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri.
2) Meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan.
3) Meningkatkan hasil belajar
siswa.
4) Meningkatkan
keaktifan dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran.
b. Bagi Guru
Manfaat penelitian
bagi guru adalah:
1) Memperbaiki kualitas/mutu
kegiatan pembelajaran yang dikelolanya.
2) Sebagai sarana
perbaikan kinerja guru untuk dapat mengembangkan penggunaan metode
pembelajaran.
3) Menambah pengetahuan,
wawasan, dan pengalaman bagi guru.
4) Memberikan solusi
kepada guru lain dalam memecahkan masalah pembelajaran.
5) Meningkatkan
profesionalisme guru.
c. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian
bagi sekolah adalah:
1) Memberi masukan
kepada penyelenggara sekolah dalam upaya memperbaiki dan merumuskan program
sekolah ke depan.
2) Membantu sekolah
untuk maju dan berkembang.
3) Meningkatkan kualitas
belajar secara umum.
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat
Prestasi Belajar IPA
1.
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar
menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43) adalah “Penilaian hasil usaha
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam
periode tertentu”.
Sedangkan menurut
Winkel (1991: 60) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah “Bukti
keberhasilan usaha yang dapat dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman
belajar atau mempelajari sesuatu”.
Senada dengan pendapat
kedua ahli tersebut, Anton Sukarno (1994:16) menyatakan bahwa “Prestasi belajar
adalah suatu hasil maksimal yang diperoleh dengan usahanya dalam rangka
mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”.
Dari ketiga pendapat
di atas, maka yang dimaksud prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha
kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat dalam
rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar. Dalam
penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu angka yang dicapai
oleh masing-masing siswa dalam periode waktu tertentu sebagai hasil dari
belajarnya, yang merupakan perwujudan dari potensi dirinya.
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar
Prestasi belajar
siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai
siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka
membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya masing- masing (Moh Uzer Usman & Lilis Setiawati, 1993: 9).
Adapun faktor-faktor
yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.
Faktor
yang berasal dari diri sendiri (internal)
Faktor
jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah panca indera yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan
yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah
laku.
Faktor
psikologi, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh,
terdiri atas:
1) Faktor
intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta
faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
2) Faktor
non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan,
minta kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
3) Faktor
kematangan fisik maupun psikis.
b.
Faktor
yang berasal dari luar luar diri (eksternal)
1.
Faktor
sosial yang terdiri atas:
1) Lingkungan keluarga.
2) Lingkungan sekolah.
3) Lingkungan
masyarakat.
4) Lingkungan kelompok.
2.
Faktor
budaya, seperti
1) adat istiadat,
2) ilmu pengetahuan,
3) tehnologi, dan
kesenian.
3.
Faktor
lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
4.
Faktor
lingkungan spiritual dan keagamaan.
Demikian,
beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi baik secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.
B.
Pengertian Pembelajaran IPA
Upaya
peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi tipe
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah. Pengembangan aspek-aspek
tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (life
skills) melalui seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup,
menyesuaikan diri, dan berhasil dimasa yang akan datang.
Kemampuan
ini membutuhkan pemikiran, antara lain berfikir sistematis, logis, kritis yang
dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA.
Pembelajaran
IPA di sekolah dasar merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan tentang
alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan proses
penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat mencetak siswa dalam
bersikap ilmiah.
Namun
materi IPA yang diberikan harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa
yang bersangkutan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk
SD/MI dijelaskan mengenai pembelajaran IPA yaitu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip- prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.
Pendidikan
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan
untuk demonstrasi dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar. BNSP (2007:13).
Dari
penjelasan tersebut pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung. Dalam pembelajaran IPA siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses. Sebagaimana diungkapkan Edi Hendri (2006:12) bahwa: Dalam
pembelajaran tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam
memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Keterampilan
proses ini meliputi: keterampilan mengamati dengan seluruh indera; keterampilan
menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan
keselamatan kerja; mengajukan pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data;
mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memilah
informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan
masalah sehari-hari.
Pada
prinsipnya, pembelajaran IPA harus dirancang dan dilaksanakan sebagai cara “mencari
tahu dan cara mengerjakan/melakukan yang dapat membantu siswa memahami fenomena
alam secara mendalam” (Depdiknas, 2003:3). IPA merupakan pengetahuan teoritis yang
diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimentasi.
Pembelajaran
IPA sangat penting untuk diberikan disekolah dasar, karena IPA sangat
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu,tujuan mata pelajaran IPA
di SD/MI secara umum adalah agar siswa dapat menghargai alam (Enung Nurhaelah,
2011)
Upaya
Meningkatkan Keterampilan yang ada di sekitar lingkungan siswa dengan cara
melestarikan dan memanfaatkannya, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
C. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran
IPA di SD diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan.
Di
tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk
merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi
bekerja ilmiah secara bijaksana.
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.
Pendidik
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untukmempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah.
IPA
diperlukan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah
yang dapat di identifikasi. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran
yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya
melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Standar
Kompetensi (SK) dan kompetensi Dasar (KD) di SD/MI merupakan standar minimum
yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum disetiap satuan pendidikan. Selanjutnya, tujuan pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar berdasarkan KTSP 2006 adalah sebagai berikut :
1.
Menanamkan
pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari;
2.
Menanamkan
rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi; mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan;
3.
Ikut
serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
4.
Mengembangkan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat; dan
5.
Menghargai
alam dan segala keteraturannya sebagai salah satuØ ciptaan Tuhan.
(Depdiknas, 2006:27).
Selanjutnya
menurut BNSP (2007:13) mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.
Memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
2.
Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
3.
Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat;
4.
Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar,memecahkan
masalah dan membuat keputusan;
5.
Meningkatkan
kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga
dan melestarikan lingkungan alam;
6.
Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan;
7.
Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep- konsep IPA yangdiberikan di
Sekolah Dasar secara umum bertujuan agar siswa dapat menyadari dan ikut berpartisipasi
dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, serta menghargai alam
sebagai ciptaan Tuhan.
Tujuan pembelajaran
IPA akan berhasil bila dalam prosesnya melibatkan interaksi siswa yang optimal.
Interaksi tersebut meliputi interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan
guru, interaksi siswa dengan sesama siswa, juga interaksi siswa dengan
lingkungannya.
D. Pengertian
Metode
Pengertian metode
menurut Santoso, ( 2006 ; 2.26) adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Bertitik tolak dari
pendapat ini, maka metode khususnya dalam pembelajaran memainkan peranan yang
cukup penting guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
penerapan suatu metode pembelajaran adalah sesuatu yang harus dilakukan guru,
dengan metode yang tepat proses pembelajaran akan berlangsung secara optimal.
Tidak jarang dalam proses pembelajaran guru menggunakan beberapa metode
pembelajaran yang berbeda, tentu penggunaan metode yang berbeda tersebut sangat
tergantung dari karakteristik siswa dan materi pembelajaran.
Wahyudi (2007 ;
9.22), mengatakan upaya menggunakan metode secara kombinasi, pada saat guru
sedang mengajar adalah penting dikembangkan. Salah satu metode pembelajaran
yang cukup dikenal guru adalah metode demonstrasi .
Menurut pendapat
Winataputra, dkk. (2000 : 4.24 ) mengatakan, metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan
bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objeknya atau caranya
melakukan susuatu untuk mempertunjukan proses tertentu.
Metode demonstrasi dapat menggiring siswa kedalam proses
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang sangat
dianjurkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran modern di era globalisasi
seperti sekarang ini. Dengan metode demonstrasi siswa dapat terlibat secara langsung dalam
pembelajaran, karena dalam pelaksanaannya guru selalu mencontohkan,
menunjukkan, bahkan menirukan cara kerja suatu perangkat media pembelajaran.
Kata metode berasal
dari bahasa latin “ methodos “ yang berarti jalan yang harus dilalui. Menurut
Nana Sudjana ( 2002 : 260 ) “ Metode adalah cara yang digunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh
karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar
mengajar “Sedangkan menurut Sukartiaso (dalam Moedjiono dan Dimyati 1995 :45) “
Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai suatu
tujuan ”.
Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dalam kegiatan
pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai.
E.
Metode Demonstrasi
1.
Pengertian
Metode Demonstrasi
Kegiatan belajar
mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode
yang menarik dan bervariasi dalam mengajar.
Metode demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada
peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari
baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan
oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan“ ( Mulyani
Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).
Pendapat lain
menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang
instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah
N. K 2001 : 83 ).
Menurut Udin S.
Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode demonstrasi adalah cara penyajian
pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan
sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu“.
Sedangkan menurut
Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode demonstrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran“.
Dari beberapa
pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi menurut
penulis adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung
proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan.
2.
Keunggulan Metode Demonstrasi
Keunggulan Metode
Demonstrasi Menurut Elizar ( 1996 : 45 ), keunggulan dari metode demonstrasi
adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa
mendapatkan langsung dari hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh pengalaman
langsung, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap
penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya
langsung pada guru.
Sedangkan menurut M.
Basyiruddin Usman ( 2002 : 46 ) menyatakan bahwa keunggulan dari metode
demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok
bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat
membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan
kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara
langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.
Adapun menurut
Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 56 ) menyatakan bahwa keunggulan metode
demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis
penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki
melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Dari ketiga pendapat
di atas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa keunggulan metode demonstrasi
adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan
didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang
kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan,
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat
dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan
secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki karena siswa langsung diberikan contoh konkretnya.
3.
Kelemahan Metode Demonstrasi
Kelemahan metode
Demonstrasi Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun metode demonstrasi ini
juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan.
Menurut Syaiful Bahri
Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu anak
didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan,
tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila
didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
Dari pendapat di atas
dapat penulis simpulkan bahwa kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua
benda dan materi pembelajaran yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak
efektif bila tidak ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus.
Meskipun metode ini
memiliki banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat metode ini sangat bagus
sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran bernyanyi, karena siswa tidak
hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai cara bernyanyi, tetapi siswa juga
dapat langsung mempraktekkan kegiatan bernyanyi yang dipelajari. Hal ini akan
menghilangkan kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Agar pelaksanaan
metode demonstrasi berjalan baik, alangkah baiknya guru memperhatikan hal-hal
berikut :
1) rumuskan tujuan
instruksional yang dapat dicapai oleh siswa,
2) susun langkah-langkah
yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario
yang direncanakan,
3) persiapkan peralatan
atau bahan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario
yang direncanakan,
4) teliti terlebih
dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demonstrasi berhasil dilakukan,
5) perhitungkan waktu
yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan dari siswa bisa
mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan.
Selama
demonstrasi berlangsung hendaknya guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)
apakah
demonstrasi dapat diikuti oleh setiap siswa,
2)
apakah
demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan,
3)
apakah
keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan dipahami oleh siswa,
4)
apakah
siswa telah diberikan petunjuk mengenai hal-hal yang perlu dicatat,
5)
apakah
waktu yang tersedia dapat digunakan secara efektif dan efisien.
4. Langkah-langkah
metode Demontrasi
Untuk
melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah
yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan, uji
coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan
adanya evaluasi (J.J Hasibuan dan Mujiono,1993:31).
Adapun
langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan
dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh
siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
b. Mempertimbangkan
dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia
merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c. Alat-alat
yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah
dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.
d. Jumlah
siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
e. Menetapkan
garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum
demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada
waktunya.
f. Memperhitungkan
waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada
siswa mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan komentar selama dan sesudah
demonstrasi.
g. Selama
demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
1)
Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
2) Alat-alat telah ditempatkan pada
posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas.
3) Telah disarankan kepada siswa untuk
membuat catatan-catatan seperlunya.
h. Menetapkan
rencana untuk menilai kemajuan siswa.
Sering
perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba
melakukan demonstrasi. Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya
diadakan uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan
efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan
mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara
lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
Langkah
selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan
atau mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi
yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau mempertunjukkan
kembali apa yang telah dilakukan guru.
Dengan
demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi, intelegensi,
tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu memperjelas
pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya mengetahui apa yang
dipelajarinya.
Untuk
mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi
tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh murid mendemonstrasikan apa
yang telah didemonstrasikan atau dipraktekkan guru.
Pada
hakikatnya, semua metode itu baik. Tidak ada yang paling baik dan paling
efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan penggunaan metode
terhadap materi yang sedang dibahas. Yang paling penting, guru mengetahui
kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut.
1. Metode demonstrasi
ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk: Memberikan keterampilan tertentu,
memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas,
menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya
suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik .
(Zuhairini,1983:94:95).
F.
Daun
Daun merupakan salah satu organ
tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi
sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena
tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun
biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun
digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat,
dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya
bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi
duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai
organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami
peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air
Warna hijau pada daun berasal dari
kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan
dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten
(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah,
biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil
sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas
pada daun yang gugur).
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1.
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis
bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi
oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat
stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari
dan ke luar tubuh tumbuhan.
2.
Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan
spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar
sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang,
sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih
aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan
bunga karang.
3.
Jaringan
Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan
lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat
daun.
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Metode Penelitian
Dalam penelitian yang
berjudul “Penggunaan
metode demonstrasi untuk peningkatan
keaktifan dan hasil belajar IPA tentang bentuk-bentuk daun bagi siswa kelas IV semester 2 tahun pelajaran ...............
di SDN .............................. ...............” penulis menggunakan
metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan
suatu situasi atau keadaan populasi tertentu yang bersifat faktual secara
sistematis dan akurat.
Dengan kata lain,
tujuan penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau
kondisi populasi saat ini.
B. Lokasi
dan Sasaran Penelitian
Penelitian ini
dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran ................ Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN
...............Desa ...............Kecamatan ............... Kabupaten ................
Tindakan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri ...............kelas
IV dengan jumlah siswa 20 orang.
Sebagai gambaran
kongkret jadwal penelitian ini adalah : Tanggal 13 April 2017 mata pelajaran
IPA siklus I Tanggal 17 April 2017 mata pelajaran IPA siklus II
C.
Populasi dan Sampel
Populasi
adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SD Negeri ...............kelas
IV yang berjumlah 20 Siswa.
D. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan data primer yaitu dengan
menggunakan alat tes prestasi. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang
sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian
yang ditujukan langsung pada siswa SD yang ada pada saat itu di SDN Pudakit
Timur.
E. Analisis
Data
Terhadap data dan
informasi yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan metode deskriptif analitik
dan persentasi yang jelas dan berkaitan dengan masalah pembelajaran IPA tentang
bentuk-bentuk daunyang terjadi pada siswa di SD Negeri ...............yang
selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan. Cara ini penulis anggap paling
efektif dan akurat.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.
Hasil Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus untuk mata pelajaran IPA menunjukan adanya
kenaikan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, demikian juga yang berkaitan
dengan aktifitas siswa dan guru, dalam pembelajaran IPA.
2.
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Deskripsi
persiklus :
1)
Siklus I
a)
Rencana Pembelajaran
* Menyampaikan tujuan pembelajaran.
·
Menyampaikan topik yang akan
dipelajari.
· Menjelaskan materi tentang bentuk bentuk-bentuk
daun.
· Membimbing siswa
dalam diskusi kelas tentang bentuk-bentuk daun.
· Mengadakan tanya
jawab.
· Menyimpulkan
pelajaran.
· Guru mengadakan
evaluasi secara tertulis.
b) Pelaksanaan
Penulis
mengajar tentang Bentuk-bentuk daundikelas IV SDN ...............Desa ...............Kecamatan
............... Kabupaten ..............., dengan indikator menyebutkan setruktur-bentuk-bentuk
daun.
Dalam
proses kegiatan awal penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan
apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran.
Dalam
kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang bentuk-bentuk daundengan
menggunakan metode demonstrasi .
c) Pengamatan
Guru
melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat sebagai observator,
pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mendata
hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi
(terlampir).
Adapun
hasil pengamatan yang dicatat oleh observator adalah :
1.
Penggunaan
konsep sudah sesuai dengan materi
pembelajaran.
2.
Penggunaan
metode sudah bervariasi hanya ketika
menggunakan
metode tanya jawab, pertanyaan guru kurang menyeluruh begitu pula ketika
berdiskusi dikelas masih ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran.
3.
Hasil
belajar siswa belum maksimal.
2) Siklus
2
a) Perencanaan
1. Tanya jawab untuk mengaitkan konsep
sebelum dengan konsep yang akan dipelajari.
2. Menjelaskan
tentang bentuk bentuk-bentuk daun.
3. Membimbing siswa memberikan contoh bentuk-bentuk
daun.
4. Melakukan
penelitian untuk mengamti struktur daun.
5. Membuat
kesimpulan hasil penelitian.
6. Siswa
mencatat hasil penelitian dan melakukan Tanya jawab.
7. Menyimpulkan
pembelajaran.
8. Guru
mengadakan evaluasi secara tertulis.
b) Pelaksanaan
Penulis
mengajar tentang bentuk-bentuk daundi kelas IV SDN ...............Desa ...............Kecamatan
............... Kabupaten ..............., dengan indikator memahami bentuk-bentuk
daun.
Dalam
proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan pembelajaran,
melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik
pembelajaran.
Dalam
kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang bentuk-bentuk daundengan
menggunakan metode demonstrasi .
c) Pengamatan.
Hasil
pembelajaran RPP 2 yaitu penggunaan metode sudah cukup baik dalam memberikan
pertanyaan sudah menyeluruh, ketika berdiskusi semua siswa aktif. Hasil belajar
siswa sudah maksimal.
B. Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari deskripsi data
di atas dapat dilihat bahwa dari siklus pertama dan kedua menunjukan
peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPA tentang bentuk-bentuk daun.
Kegiatan perbaikan
pembelajaran pada siklus I, boleh dikatakan belum berhasil karena beberapa
faktor yaitu metode yang diharapkan belum sesuai sehingga mengakibatkan kurang
gairah siswa dalam mengikuti pelajaran. Skenario perbaikan pembelajaran masih
kurang sempurna sehingga keterlibatan siswa masih kurang.
Kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus II, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran sudah baik, terbukti dari gairah siswa, keterlibatan
siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil
penelitian, analisis data dan analisis hasil evaluasi pelajaran IPA yang telah
dilakukan tampak bahwa penerapan metode demonstrasi pada pelajaran IPA tentang bentuk-bentuk daundapat
meningkatkan pemahaman belajar dan peningkatan hasil belajar siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan telah menunjukan peningkatan kearah yang lebih
baik, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dapat ditingkatkan melalui pengajuan
pertanyaan yang jelas, singkat, dan pemberian waktu berpikir yang cukup.
2. Dengan Metode demonstrasi siswa terlibat
secara aktif memperoleh pengalaman langsung yang lebih bermakna secara
kognitif, efektif, maupun psikomotor sehingga tingkat penguasaan materi
pelajaran dapat ditingkatkan.
3.
Pengelolaan belajar kelompok akan efektif jika dalam menentukan anggota
kelompok dengan mempertimbangkan tingkat kecerdasan siswa yang relatif sama dan
banyak anggota kelompok yang sesuai dengan beban kegiatan
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian dan
dilaksanakan oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran,
khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas di
antaranya:
1.
Mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
2.
Menyiapkan alat bantu atau media pembelajaran yang relevan dan menarik serta
penggunaanya melibatkan semua siswa. Nama media atau alat bantu, jenis dan
langkah penggunaanya sebaiknya ditulis pada rencana pembelajaran.
3. Penerapan metode demonstrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran perlu
dipertimbangkan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bruner, J. (1960). The Process of Education. Cambridge, MA: Harvard University
Press
Miarso,
Yusufhadi. (2004). Menyemai
benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Pustekkom Diknas bekerjasama
dengan Kencana
Reuseffendi (1990). Macam-macam Metode. Jakarta: Bina
Aksara.
Slamento,
2003, Belajar dan Faktor–Faktor yang
Mempengaruhinya, Rineka cipta, Jakarta
Wardani,I.G.A.K.,Julaeha,S
dan Marsinah.N(2005) “Pemantapan
Kemampuan Profesional” Jakarta. UniversitasTerbuka.
Wardani,I.G.A.K.,Wihardi
dan Nasution.N (2005) “Penelitian
Tindakan Kelas” Jakarta. Universitas Terbuka